LaporanWartawan Tribun Bali, I Putu Supartika. TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah lama lowong dan dijabat Penjabat Sekda yakni I Made Toya, akhirnya Wali Kota Denpasar akan melantik pejabat Sekda Definitif, Kamis 7 Oktober 2021 esok. Pelantikan ini akan dilakukan di Kantor Wali Kota Denpasar dengan sistem luring dan daring.Kota Denpasar adalah ibu kota Provinsi Bali, Indonesia. Denpasar merupakan kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara dan kota terbesar kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Makassar. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi akan mempersiapkan tiga kota yaitu Medan, Denpasar, dan Makassar sebagai kota metropolitan baru. Tata ruang tiga kota itu masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Perpres 45/2011. *Sejarah Kota Denpasar* _Era Kolonial Belanda_ Denpasar pada mulanya adalah sebuah taman. Namun taman tersebut tidak seperti taman pada umumnya, karena merupakan taman kesayangan dari Raja badung pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya. Pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria. Taman ini unik, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam. Hobi Kyai Jambe Ksatrya adalah bermain adu ayam, oleh karena itu tidak jarang sang raja mengundang raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman tersebut. Sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kerajaan Badung, sebuah Kerajaan Hindu Majapahit yang berdiri sejak abad ke-18 abad ke-19, sebelum kerajaan tersebut ditundukan oleh Belanda pada tanggal 20 September 1906, dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenal dengan Perang Puputan Badung. _Era Kemerdekaan Indonesia_ Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di Singaraja. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi ’Kota Administratif Denpasar’’, dan seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam menyelenggarakan otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992, dan Kota Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi ’kotamadya’’, yang kemudian diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Februari 1992. _Geografi_ Kota Denpasar berada pada ketinggian 0-75 meter dari permukaan laut, terletak pada posisi 8°35’31” sampai 8°44’49” Lintang Selatan dan 115°00’23” sampai 115°16’27” Bujur Timur. Sementara luas wilayah Kota Denpasar 127,78 km² atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Dari penggunaan tanahnya, Ha merupakan tanah sawah, Ha merupakan tanah kering dan sisanya seluas 9 Ha adalah tanah lainnya. Tingkat curah hujan rata-rata sebesar 244 mm per bulan, dengan curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember. Sedangkan suhu udara rata-rata sekitar °C dengan rata-rata terendah sekitar °C.
Padatahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 638.548 jiwa dengan luas wilayah 127,78 km² dan sebaran penduduk 4.997 jiwa/km². Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar per tahun dalam rentang waktu 2000-2010 adalah sebesar 4 %, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 4.57 % dibandingkan dengan jumlah penduduk wanitanya.
Ilustrasi nama ibu kota bali PixabaySebagai pulau yang terkenal dengan berbagai destinasi wisatanya, tentunya kita wajib mengetahui nama ibu kota Bali beserta sejarah yang merupakan sebuah pulau yang terletak di antara pulau Jawa dan Lombok, yang terkenal dengan keindahan alamnya serta keunikan Ibu Kota Bali beserta SejarahnyaIlustrasi nama ibu kota bali PixabayMengutip situs Bali sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sunda Kecil bersama dengan Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Pada tahun 1958, Bali resmi menjadi provinsi sendiri dengan ibu kota Singaraja. Kemudian, pada tahun 1960, ibu kotanya berpindah ke ini, Denpasar adalah ibu kota Provinsi Bali, Indonesia. Kota ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dengan banyak fakta menarik tentang kota ini yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang. Berikut ini adalah lima fakta sejarah menarik tentang Denpasar1. Awal Mula Nama DenpasarNama Denpasar berasal dari kata "den" yang artinya utara dan "pasar" artinya wilayah Denpasar merupakan sebuah taman milik Raja Badung. Kota ini didirikan oleh I Gusti Ngurah Made Pamecutan dan mulai resmi menjadi kota secara administratif pada tahun Tumbuhnya Pengaruh BelandaPada akhir abad ke-19, Belanda menguasai Bali dan Denpasar menjadi pusat administrasi Belanda di pulau tersebut. Pada masa ini, banyak bangunan-bangunan bergaya Eropa dibangun di kota ini, seperti gedung pemerintahan, gereja, dan rumah-rumah Belanda yang masih bisa ditemukan hingga saat Peran Strategis Selama Perang Dunia IISelama Perang Dunia II, Denpasar memiliki peran yang sangat strategis karena merupakan tempat penyeberangan laut antara Bali dan tahun 1942, Jepang berhasil merebut Bali dan membuat Denpasar sebagai pusat administrasi mereka di pulau tersebut. 4. Tumbuhnya Budaya Bali ModernSejak tahun 1950-an, Denpasar telah menjadi pusat seni, budaya, dan pendidikan di Bali. Kota ini menjadi rumah bagi banyak seniman dan budayawan Bali modern yang terkenal. Dalam beberapa dekade terakhir, Denpasar telah berkembang pesat menjadi pusat perdagangan, bisnis, dan pariwisata di Bangunan Sejarah yang MenarikDenpasar memiliki banyak bangunan sejarah yang menarik, seperti Museum Bali dan Puri Pemecutan. Museum Bali memiliki koleksi seni dan budaya Bali yang kaya, sedangkan Puri Pemecutan adalah bekas istana kerajaan Bali dan sekarang digunakan sebagai pusat seni dan budaya. Selain itu, terdapat pula Pasar Badung yang merupakan pasar tradisional besar di Bali serta tempat yang sempurna untuk mencicipi makanan dan kerajinan khas lima fakta sejarah menarik tentang Denpasar, ibu kota Provinsi Bali. Kota ini memiliki warisan budaya yang kaya dan memiliki peran penting dalam sejarah nama ibu kota Bali beserta fakta sejarahnya. Dari keindahan alam hingga kekayaan budaya, Bali memang memiliki segalanya untuk memikat hati wisatawan.
PerlengkapanIbu Bayi. Boneka & Mainan Anak. Buku Anak-anak. Stroller. Lain-lain. Kantor & Industri. Peralatan Kantor. Perlengkapan Usaha. Mesin & Keperluan Industri. Stationery. Lain-lain. Menampilkan iklan dalam 10 kms Dari Denpasar Kota, Bali. Rp 500.000.000 3 KT - 2 KM - 100 m2 Jual Rumah Ready Siap Huni Mulai 500 jutaan Bali. Denpasar
Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahannya Provinsi Bali. Namanya saja pusat pemerintahan, maka area perkantorannya lebih mendominasi. Berbeda dengan area lainnya seperti Ubud di Kabupaten Gianyar, dan Kuta di Kabupaten Badung, yang lebih terkenal sebagai pusat tujuan demikian, bukan berarti Denpasar tidak memiliki daerah tujuan wisata yang mengundang daya tarik wisatawan domestik Wisdom maupun mancanegara Wisman.Hotel pertama di Bali yang dibangun sebagai tempat peristirahatan para pelancong, khususnya dari Eropa, justru berada di Denpasar. Kala itu, sebagai pengembangan Kota Denpasar ke arah pembangunan pariwisata, Pemerintah Pusat melakukan perluasan dan modernisasi Pelabuhan Udara Tuban dan pendirian Hotel Bali Beach di Sanur. Ada keinginan pemerintah untuk mengubah kehidupan masyarakat Bali, khususnya penduduk Kota Denpasar, dari petani tradisional ke arah modernisasi. Tetapi tahukah kamu, siapa orang yang pertama kali membuat nama Denpasar? Biar gak penasaran, simak ulasannya berikut ini Baca Juga Ini Dia Gubernur Bali Pertama, Sutedja yang Hilang Jadi Korban Politik 1. Nama sebutan Denpasar pertama kali muncul pada tanggal 24 November 1906Tentara KNIL di depan puri setelah menguasai kerajaan Badung 1906. KITLV yang diambil dari Buku Puputan Badung tahun 1977 karya AA Alit Konta Berdasarkan catatan dalam buku berjudul Sejarah Kota Denpasar 1945-1979 yang disusun oleh AA Gde Putra Agung, I Gde Parimartha, Ida Bagus Gde Budharta, dan Ida Bagus Rama, nama Denpasar pertama kali muncul dari peristiwa Puputan Badung, yang puncaknya terjadi di sekitar Puri Denpasar. Jadi ada kaitannya dengan peristiwa buku yang diterbitkan tahun 1986 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional dalam Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, disebutkan bahwa orang Belanda yang ikut dalam pertempuran itu menyebutkan nama tempat di sekitar puri yang menjadi tempat pertempuran, termasuk di wilayah Pemecutan, dengan nama Denpasar kemudian berkembang sebagai nama pusat pemerintahan kolonial. Selain itu, juga dijadikan tempat pemerintahan sementara dan langsung dihuni oleh Assisten Residen Swartz yang membawahi wilayah Afdeeling Zuid Selatan Bali. Hanya saja, sebutan Denpasar sebagai nama sebuah kota, untuk pertama kalinya diberitakan oleh M Van Geuns yang datang pada tanggal 24 November laporan perjalanannya, M Van Geuns menuliskan Denpasar sebagai sebuah kota untuk sementara waktu, dan menjadi tempat pemukiman rumah-rumah penduduk dengan kondisi jalan yang kurang menunjang. Berdasarkan informasi itu, maka Denpasar lahir sebagai sebuah nama kota pada tanggal 24 November sebagai ibu kota belum dikenal dalam masa kerajaan. Kala itu, masyarakat masih menyebutnya dengan nama Badung. Mulanya Denpasar hanyalah sebagai nama istana raja yang memerintah Kerajaan Badung setelah tahun 1861. Istana itu dibangun oleh I Gusti Gde Pemecutan dan berada di sebelah utara Pasar Badung. Baca Juga Kisah Ketut Tantri, Perempuan Viking yang Jatuh Cinta Pada Bali 2. Kuta dulunya masih bagian dari Denpasar, dan sengaja dikembangkan sebagai area pariwisataIlustrasi Pantai Kuta. IDN Times/Irma YudistiraniPembangunan dalam rangka pemekaran Kota Denpasar Dari Badung baru dimulai setelah tahun 1958. Yakni ketika Denpasar dijadikan sebagai ibu kota Provinsi Bali dan Bali dipisahkan dari Provinsi Nusa Tenggara. Wilayah Denpasar Barat tetap menjadi pusat kegiatan perekonomian dengan pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar dan wilayah Denpasar Timur dikembangkan sebagai wilayah pendidikan, yang pembangunannya dimulai setelah pemulihan kedaulatan Republik Indonesia RI. Sampai tahun 1970-an, Sekolah Dasar SD hingga Sekolah Menengah Atas SMA masih dipusatkan di wilayah tersebut. Namun menjelang akhir tahun 1970an, pemerintah daerah mulai mendirikan sekolah di seluruh wilayah untuk wilayah Denpasar Selatan yang meliputi bekas Kecamatan Kuta dan bekas Kecamatan Kesiman bagian Selatan berkembang menjadi tempat-tempat hiburan, rekreasi, serta pusat pengembangan wilayah pariwisata. Sarana dan prasarana pariwisata dibangun seperti hotel-hotel, restoran, dan tempat-tempat rekreasi sarana pariwisata di Denpasar memang terbatas. Karena berdasarkan rencana induk pengembangan Kota Denpasar, pusat pariwisata diarahkan ke arah selatan yang saat itu meliputi wilayah yang membentang dari Sanur, Nusa Dua, dan Pantai Kuta. Dulu, Denpasar terdiri dari tiga kecamatan di antaranya Kota, Kesiman, dan tahun 1979, tepatnya ketika Kota Denpasar dijadikan sebagai kota madya, barulah diubah namanya menjadi Kecamatan Kota yang hampir seluruh wilayahnya menjadi Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Kesiman jadi Denpasar Timur, dan Kuta menjadi Denpasar Pemerintah kolonial Belanda telah mengatur pembagian wilayah tinggal penduduk di DenpasarIDN Times/Imam Rosidin Apa yang terjadi setelah Puputan Badung, ternyata berkaitan pula dengan pembagian area tinggal penduduk di Denpasar. Pemerintah kolonial Belanda membuat kebijakan dalam penempatan orang-orang asing Bukan orang Bali di Kota Denpasar. Sebelah barat bekas Puri Denpasar, diberikan kepada orang-orang China yang kemudian membangun pusat-pusat di sekitar Pasar Badung ditempatkan orang-orang Arab sebagai pedagang-pedagang untuk mengimbangi aktivitas China. Pemerintah kolonial yang menyediakan pemukiman baru, yang disebut Kampung Jawa, untuk orang-orang Jawa, Madura, Sasak, dan orang Islam lainnya. Pada tahun 1960-an, Kampung Jawa kemudian diubah menjadi Kampung itu, Denpasar mempunyai beberapa wilayah pantai seperti Sanur, Tanjung, Kedonganan, Kuta, sampai dengan Pantai Seseh. Penduduk di area tersebut lebih banyak bekerja sebagai nelayan. Kawasan Sanur dan Kuta semakin terkenal. Sehingga pemerintah menjadikan kedua tempat itu sebagai pusat-pusat pembangunan sarana yang cepat sebagai akibat dari perkembangan dunia kepariwisataan, secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk baik dari desa-desa ke Kota Denpasar Urbanisasi, maupun perpindahan dari daerah luar Bali ke Denpasar.
Denpasar- Walikota dan Wakil Walikota terpilih Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Kadek Agus Arya Wibawa resmi dilantik Gubernur Bali, Wayan Koster di Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, bertepatan dengan Purnama Kesanga Jumat (26/2). Setelah mengucapkan sumpah jabatan sebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, pasangan yang dikenal dengan paket Jaya
› Daerah›Kota Denpasar Pesona "Parijs ... Kota Denpasar dijuluki sebagai "Parijs Van Bally" atau Parisnya Bali yang merupakan ikon dan pintu gerbang pariwisata domestik dan internasional di Pulau Dewata. Keunikan Denpasar merefleksikan Bali sebagai destinasi wisata yang eksotis. Hamparan ribuan pura di setiap sudut kota meneguhkan kota ini memiliki nuansa sakral dan religius. Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Bali. Selain sebagai pusat pemerintahan, Denpasar juga menjadi pusat perdagangan dan industri, pusat pendidikan, serta pusat pariwisata. Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung berdasarkan UU 69/1958. Selanjutnya status Denpasar sebagai wilayah pemerintahan mengalami peningkatan sejak masa Orde Lama. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No Des. 52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di 1978, Denpasar resmi menjadi kota administratif berdasarkan PP 20/1978. Kemudian, seiring majunya potensi wilayahnya dalam menyelenggarakan otonomi daerah, statusnya berubah menjadi kotamadya berdasarkan UU 1/1992 pada tanggal 15 Januari 1992. Seusai peraturan dicanangkan, penetapan Denpasar sebagai kota baru dilakukan pada 27 Februari 1992 oleh Menteri Dalam Negeri, jadi Kota Denpasar diperingati setiap tanggal 27 Februari berdasarkan Perda Kota Denpasar Nomor 10 Tahun 2012 tentang Hari Jadi Kota Denpasar. Dalam Perda itu, disebutkan berdasarkan buku sejarah “Kota Denpasar Dari Keraton Menjadi Kota tahun 1788-2010”, Keraton Denpasar berdiri tahun 1788, dan berdasarkan hasil seminar penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 19 September 2012 ditetapkan tanggal dan bulan Hari Jadi Kota adalah 27 perjalanannya menuju sebuah kota seperti sekarang ini, Denpasar semula dibangun sebagai sebuah taman di pusat Kerajaan Badung. Pada abad ke-18, Denpasar dibangun menjadi sebuah puri, yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Badung. Puri Denpasar adalah pusat kerajaan Badung di bawah pemerintahan Raja I Gusti Made seluas 127,78 km2 ini secara administrasi terdiri dari 4 wilayah kecamatan yang terbagi menjadi 27 desa dan 16 kelurahan. Kepala daerah yang menjabat saat ini adalah Wali Kota I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Wali Kota I Kadek Agus Arya Denpasar memiliki motto atau slogan “Purradhipa Bhara Bhavana” yang bermakna kewajiban pemerintah adalah meningkatkan kemakmuran hanya sekadar pusat pemerintahan, Denpasar juga menjadi pusat pendidikan dan pusat bisnis. Salah satu tiang pancang pendidikan Bali adalah Universitas Udayana, yang sebagian gedung perkuliahannya masih berada di Kota Denpasar. Sebagai pusat bisnis dan perekonomian, Kota Denpasar kini semakin dijejali bangunan gedung ruko rumah toko dan rukan rumah kantor.Kota Denpasar dijuluki sebagai Parijs Van Bally. Menurut berbagai sumber, konon julukan tersebut sudah melekat sejak zaman penjajahan Belanda yang menganggap Denpasar sebagai Parisnya dijuluki sebagai Parisnya Bali karena Denpasar mirip dengan Paris sebagai pusat perbelanjaan dan pusat fashion baik tradisional maupun modern. Selain itu, Kota Denpasar juga memiliki ikon yang dianggap seperti Menara Eiffel di Paris, yakni Monumen Bajra Sandhi yang terletak di tengah-tengah Lapangan Puputan Margarana, PembentukanDenpasar sebagai ibu kota belum dikenal dalam masa kerajaan. Dalam buku “Sejarah Kota Denpasar 1945-1979” yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1986, nama untuk wilayah yang pada saat ini disebut "Denpasar" adalah nama Denpasar hanyalah sebagai nama istana raja yang memerintah Kerajaan Badung setelah tahun 1861, yakni ketika wali raja Badung yang bernama I Gusti Ngurah Kesiman meninggal. Istana ini dibangun oleh I Gusti Gde Pemecutan dan berada di sebelah utara Pasar Badung. Dalam Bahasa Bali "utara" sama dengan "den" sehingga istana raja disebut Puri Badung dibangun oleh I Gusti Ngurah Jambe Pule yakni seorang bangsawan keturunan raja Tabanan yang lebih dikenal dengan Kiyai Damar sebagai cikal-bakal kerajaan itu. Kerajaan ini dibangun pada akhir abad ke-17, yakni pada tahun pada tahun 1721, Kerajaan Badung yang masih sangat lemah, dirampas oleh Mengwi. Dengan demikian Badung kemudian menjadi jajahan Mengwi dan untuk memperkuat legalitas Mengwi di Badung, raja Mengwi kemudian mengangkat seorang bangsawan Mengwi untuk menjadi wali daerah di Badung. Wali daerah tersebut adalah I Gusti Ngurah penjajahan Mengwi atas Badung berjalan terus hingga tampil seorang keturunan Jambe Pule yang bergelar I Gusti Ngurah Pemecutan Sakti yang tampil memimpin rakyat yang masih setia kepada raja Badung yang asli, yakni keturunan I Gusti Ngurah Jambe Pule serta membebaskan Badung dari Mengwi pada tahun 1800. Dengan keberhasilan ini, Kerajaan Badung tampil dan ikut pula dalam peraturan politik kerajaan-kerajaan di Bali, khususnya di abad I Gusti Ngurah Pemecutan Sakti mulai membangun Kerajaan Badung baik pemerintahan maupun dalam mengkonsolidasikan kekuasaannya atas Kerajaan Badung. Namun sebelum sempat menikmati pembangunan wilayah kerajaan, I Gusti Ngurah Pemecutan Sakti wafat, sehingga wilayah kekuasaannya dibagi-bagi kepada ketiga orang putranya. Putranya yang tertua bernama I Gusti Ngurah Gde Pemecutan yang setelah diangkat menjadi raja bergelar I Gusti Ngurah Made Pemecutan tetap beristana di Puri Pemecutan dan tetap dihargai sebagai raja dari lain ibu yang bergelar I Gusti Ngurah Kesiman menjabat sebagai "Angluran Agung" dan berkedudukan di Kesiman. Sedangkan adik I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang kemudian diberikan gelar sesuai dengan tempat kedudukannya yang baru, yakni I Gusti Ngurah Gde Satria bertindak sebagai raja muda dan beristana di Puri pelaksanaan pemerintahan, wilayah Satria berlaku sebagai wilayah semacam kecamatan yang dipimpin oleh Raja Muda I Gusti Ngurah Gde Satria. Sedangkan Kesiman berlaku sebagai wilayah kepatihan yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Kesiman yang lebih dikenal dengan gelar Anglurah Kesiman. Pemecutan dianggap sebagai pusat kerajaan dan berada langsung di bawah wilayah ini berlangsung hingga akhir kekuasaan I Gusti Ngurah Made Pemecutan. Wilayah Satria kemudian disatukan kembali ke dalam wilayah Pemecutan karena I Gusti Ngurah Gde Satria tidak berputra, sedangkan Anglurah Kesiman lebih banyak berlaku sebagai "mahapatih".Ketika I Gusti Ngurah Made Pemecutan wafat, seharusnya digantikan oleh putra-putranya, namun karena kedua putranya, yakni I Gusti Ngurah Gde Pemecutan dan I Gusti Ngurah Made Pemecutan, masih kecil-kecil, maka untuk menjalankan roda pemerintahan, Anglurah Kesiman tampil dan berlaku sebagai wali raja. Dengan penampilan Anglurah Kesiman sebagai wall raja, maka seluruh Badung disatukan dalam suatu kekuasaan tahun 1859 ketika I Gusti Ngurah Gde Pemecutan telah dewasa, ia kemudian memerintahkan untuk membangun sebuah istana yang terletak di sebelah utara Pasar Badung, yang kemudian diberikan nama Puri Denpasar. Karena I Gusti Ngurah Gde Pemecutan yang tinggal di istana itu, ia kemudian diberikan gelar I Gusti Ngurah Gde raja Kesiman I Gusti Gde Kesiman meninggal tahun 1865, Kerajaan Badung pindah ke Puri Denpasar. Ada tiga raja yang memerintah sebelum terjadinya Puputan Badung yaitu I Gusti Gde Ngurah raja Denpasar V, 1863-1883; I Gusti Alit Ngurah yang juga disebut I Gusti Ngurah Pukulbe Pemecutan raja Denpasar VI, 1883-1902, dan I Gusti Made Agung raja Denpasar VII, 1902-20 September 1906 yang meninggal bersama-sama dengan Raja Pemecutan VIII, I Gusti Ngurah Pemecutan Desember 1890-1820 September 1906, terbunuh oleh Dewata ring Keris pada awal September periode Puputan Badung 1906, Raja Badung, I Gusti Alit Ngurah Raja Denpasar VI meninggal pada tahun 1902 dan digantikan oleh adiknya, I Gusti Ngurah Made Agung Raja Denpasar VII. Raja Denpasar yang baru diakui sebagai pemimpin yang baik, dengan perilakunya didasarkan pada nilai-nilai yang benar dari agama Hindu, seperti yang ditunjukkan dalam Puputan Badung melawan agresi Belanda, di mana ia membela dan mempertahankan kedaulatan wilayah Badung sampai bermula dari informasi yang salah pada tahun 1904 dimana tongkang Sri Kumala, yang dimiliki oleh kapten China, Kwee Tek Tjiang, terdampar di pantai Sanur. Orang-orang Sanur berusaha untuk membantu menyelamatkan tongkang dan muatannya, dan aturan tradisional Bali menentukan bahwa pemilik tongkang harus membayar orang Sanur yang memberikan Kwee Tek Tjiang mengeluh kepada Belanda di Singaraja dengan alasan bahwa tongkang itu disita oleh orang Sanur. Gubernur Belanda, Van Hentz, menggunakan insiden ini untuk langsung campur tangan dalam Kerajaan Badung dengan memblokade pelabuhan dan perdagangan dari Kerajaan Badung utara, di Singaraja. Belanda juga dibantu oleh Gianyar dan Karangasem memblokade sisi timur ini dimulai pada tanggal 12 September 1906 ketika Belanda mengirim ekspedisi militer ke Selat Badung. Pelabuhan Sanur kemudian diduduki oleh Belanda. Karena benteng yang hanya 5 km dari Puri Denpasar, perkelahian pun terjadi antara pasukan Badung dan militer Belanda di daerah Sanur sampai Belanda menduduki Puri Kesiman, Denpasar, dan pertempuran, raja-raja Denpasar dan Pemecutan menginstruksikan staf mereka untuk membakar istana dan menghancurkan segala sesuatu di istana untuk mencegah Belanda melakukan kontrol dan menguasai tempat-tempat ini dan atribut mereka. Raja dan orang-orang Badung melakukan tradisi Bali mesatya, yang berarti dalam pertempuran itu berarti mereka melakukan perang dengan ketulusan dan dengan kekudusan untuk mempertahankan bumi Puputan tahun 1906, Kerajaan Badung dikuasai oleh Belanda dan dimulailah pembangunan di segala bidang termasuk konstruksi, permukiman, museum, sekolah, perkantoran, pasar, pelabuhan serta infrastruktur lainnya seperti jalan raya, jembatan, dan masa ini, Denpasar tumbuh dengan beberapa desa tradisional serta adanya multikultur seperti adanya permukiman Kampung Jawa. Pola catuspatha/pempatan agung sebagai nol kilometer Kota Denpasar, sebagai pusat pemerintahan pada masa artis, antroplog ke Bali juga ikut memberikan warna pada perkembangan Kota Denpasar yang secara tidak langsung ikut mempromosikan budaya Bali, seperti Charlie Chaplin, Margaret Mead, Le Mayeur yg tinggal di Bali sejak kemerdekaan 1945, Denpasar menjadi bagian dari Sunda Kecil pada tanggal 24 Desember 1946 di bawah NIT Negara Indonesia Timur dan juga menjadi bagian dari Kabupaten Badung. Berdasarkan pertimbangan antara Provinsi Bali dan Kabupaten Badung, kesepakatan dibuat untuk meningkatkan status Kota Administratif Denpasar menjadi Kota Denpasar berdasarkan UU1/1992, 15 Januari 1992, yang memungkinkan pembentukan Kota Denpasar, dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri tanggal 27 Februari YUDISTIRAPasar Badung di sebelah kiri Tukad Badung dan Pasar Kumbasari di sebelah kanan Tukad Badung ketika diabadikan dari Jalan Gajah Mada, Kota Denpasar, Jumat 2/10/2020. Kedua pasar di pusat Kota Denpasar itu memiliki sejarah dan juga menjadi ikon Kota Denpasar terletak pada koordinat 8°35’31” - 8°44’49” Lintang Selatan dan 115°10’23” - 115°16’27” Bujur Timur. Kota Denpasar berbatasan dengan Kabupaten Badung di sebelah utara dan barat, kemudian di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Denpasar merupakan daerah dengan luas wilayah terkecil di Provinsi Bali. Wilayahnya seluas 127,78 km² atau hanya sebesar 2,27 persen dari total wilayah Provinsi Denpasar Selatan memiliki wilayah terluas yaitu 49,99 km² 39,12 persen. Sementara kecamatan dengan wilayah terkecil yaitu Kecamatan Denpasar Timur dengan luas wilayah 22,31 km² 17,46 persen.Kota Denpasar secara topografi ketinggian berkisar antara 0-75 meter di atas permukaan laut. Morfologi kemiringan lahan antara 0-5 persen dan di daerah tepi mencapai kemiringan sebesar 15 ini termasuk beriklim tropis yang dipengaruhi angin musim sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur Juni-Desember dan musim hujan dengan angin barat September-Maret dan diselingi pancaroba. Suhu rata-rata C – C dengan suhu maksimum pada bulan dilintasi oleh delapan sungai, yakni Tukad Mati, Tukad Loloan, Tukad Badung, Tukad Oongan, Tukad Tag-tag, Tukad Punggawa, Tukad Rangda, dan Tukad SETIYAWANKawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali, terlihat dari udara, Sabtu 20/8/2016. Meskipun termasuk kawasan wisata, Pantai Sanur relatif lebih tenang dibandingkan wisata pantai lain di Pulau ditetapkan menjadi Kota Administratif, Denpasar sudah dipimpin oleh delapan kepala daerah. I Gusti Ngurah Wardana tercatat sebagai Wali Kota Administratif Denpasar pertama. Ia memerintah antara tahun 1978 sampai 1983. Kepemimpinan Kota Administratif berikutnya diteruskan oleh I Gusti Putu Rai Andayana 1983-1987, Ngurah Gede Agung 1987-1991, dan I Made Suwendha 1992-1997.Ketika statusnya ditingkatkan menjadi kotamadya, tongkat kepemimpinan di Denpasar dilanjutkan oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang menjabat periode 2000-2005. Ia terpilih kembali sebagai Wali Kota Denpasar untuk periode 2005-2010. Namun di periode kedua ini, tidak terselesaikan karena Puspayoga terpilih menjadi wakil gubernur mendampingi I Made Mangku Pastika dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun Kota Denpasar kemudian diteruskan oleh Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sejak 24 Oktober 2008. Selanjutnya, ia terpilih pada pilkada Denpasar dan menjabat untuk periode 2010-2015 serta periode Gusti Ngurah Jaya Negara atau akrab dipanggil Gung Jaya atau Turah Jayanegara kemudian menggantikan Ida Bagus Rai Dharmawijaya setelah memenangkan Pilkada Kota Denpasar 2020. Berpasangan dengan Rai Mantra, Jaya Negara memperoleh suara atau 81,2 persen suara administratif, Kota Denpasar terdiri dari 43 Desa/Kelurahan 27 desa dan 16 kelurahan yang terbagi dalam 4 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar Timur, Denpasar Barat, dan Denpasar mendukung jalannya pemerintahan, Pemerintah Kota Denpasar didukung oleh orang pegawai negeri sipil PNS pada tahun 2020. Dari jumlah itu, terbanyak adalah PNS yang berpendidikan sarjana, yakni PNS, disusul berpendidikan SMA/sederajat sebanyak PNS dan D1-D3 sebanyak 714 PNS serta sisanya berpendidikan SMP ke SULISTYOWATIRatusan simpatisan PDI-Perjuangan Kota Denpasar ikut mengantar pasangan petahana Rai Mantra Dharmawijaya dan Jaya Negara mendaftar calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di kantor KPU Denpasar, Minggu 26/7/2015. Ini menjadi pasangan pertama mendaftar dari enam kabupaten/kota yang mengikuti pilkada serentak di hari pertama pendaftaran perpolitikan di Kota Denpasar terlihat dari komposisi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Dalam penyelenggaraan tiga pemilu legislatif, PDI Perjuangan PDI-P selalu unggul dalam meraih suara sekaligus paling banyak menempatkan kadernya di kursi DPRD Kota Pemilu Legislatif 2009, PDI Perjuangan berhasil menempatkan 17 kadernya di kursi DPRD Kota Denpasar dari 45 kursi yang tersedia. Disusul Partai Golkar dan Demokrat masing-masing menempatkan sembilan orang, serta partai-partai lainnya sebanyak 10 tahun kemudian, di Pemilu Legislatif 2014, PDI-P berhasil menambah satu kursi sehingga meraup 18 kursi di DPRD Kota Denpasar. Di urutan kedua Golkar meraih delapan kursi dan di peringkat ketiga, Demokrat meraih enam kursi. Partai lainnya yang meraih kursi adalah Gerindra 5 kursi, Hanura 4 kursi, PKS 3 kursi, dan Nasdem 1 kursi.Di Pemilu Legislatif 2019, PDI Perjuangan kembali menunjukkan dominasinya di DPRD Kota Denpasar. Bahkan perolehan kursinya bertambah hingga empat kursi dibandingkan perolehan kursi di Pemilu Legislatif yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut berhasil meraih 22 kursi. Di urutan berikutnya adalah partai Golkar yang memperoleh delapan kursi. Disusul Partai Gerindra dan Demokrat yang masing-masing mendapatkan empat kursi. Partai lainnya yang mendapatkan kursi adalah Nasdem dengan tiga kursi, disusul PSI dan Hanura masing-masing memperoleh dua YUDISTIRAWakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati tengah bersama Kepala Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab kedua, kiri menyaksikan penandatanganan deklarasi damai kampanye rapat umum Pemilu 2019 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Renon, Denpasar, Bali, Minggu 24/3/2019. Penandatanganan deklarasi damai kampanye rapat umum Pemilu 2019 di Bali diselenggarakan menandai dimulainya masa kampanye rapat umum Pemilu Kota Denpasar pada tahun 2020 berjumlah jiwa, yang terdiri jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak jiwa penduduk perempuan. Secara spesifik, besaran rasio jenis kelamin penduduk Denpasar adalah 102, artinya dari 100 orang perempuan terdapat 102 orang laki-laki. Adapun laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar tahun 2010-2020 sebesar -1,99 ibu kota Provinsi Bali, Kota Denpasar termasuk salah satu kota yang arus migrasinya tinggi sehingga berpengaruh pada kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk Kota Denpasar pada tahun 2020 tercatat mencapai jiwa/km2 dengan kecamatan terpadat yaitu Kecamatan Denpasar Barat sebesar jiwa/ zaman Kerajaan Badung, Denpasar telah didiami oleh penduduk dari berbagai suku bangsa. Bahkan sejak awal abad ke-18, yakni ketika Kuta muncul dan mengambil peranan sebagai pelabuhan paling ramai di Bali, kelompok-kelompok etnis telah mulai menetap di wilayah Denpasar. Kelompok tersebut pada masa itu lebih dikenal dengan istilah "Wong Sunantara".Masyarakat Denpasar bersifat heterogen terutama dari segi agama dan kepercayaan. Data BPS menunjukkan penganut agama Hindu di Denpasar lebih kurang 63,3 persen, disusul penganut agama Islam sekitar 28,7 persen dan sisanya terdiri dari penganut Kristen, Katolik, Buddha, dan Khonghucu. Kota Denpasar juga memiliki tempat peribadatan dari berbagai agama seperti Pura Dang Kahyangan, Pura Kahyangan Tiga, Masjid dan Musala, Gereja Kristen dan Gereja Katolik, Wihara, serta besar penduduk Kota Denpasar bekerja di sektor formal, yaitu sebanyak 61,95 persen dan sisanya sebanyak 38,05 persen penduduk bekerja di sektor informal. Sementara itu, tenaga kerja yang bekerja di sektor tersier masih yang terbesar, yakni 78,39 persen, disusul mereka yang bekerja di sektor sekunder, sebesar 19,26 persen dan sektor primer sebesar 2,35 YUDISTIRATAWUR AGUNG - Umat Hindu di Kota Denpasar menggelar upacara Tawur Agung Kesanga, atau ritual penyucian alam semesta beserta isinya, di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Kota Denpasar, Bali, Selasa 8/3/2016. Upacara Tawur Kesanga bertujuan mengharmoniskan unsur kekuatan alam semesta menjelang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka manusia di Kota Denpasar terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Di tahun 2020, indeks pembangunan manusia IPM tercatat 83,93. Kota Denpasar berada peringkat teratas diantara kabupaten/kota di Provinsi Bali. Indeks Pembangunan Manusia IPM Kota Denpasar lebih tinggi dibandingkan rata-rata IPM Provinsi Bali ataupun IPM secara tiga komponen yang dihitung, komponen umur harapan hidup saat lahir UHH tercatat 74,82 tahun pada 2020. Untuk harapan lama sekolah HLS tercatat selama 14 tahun dan angka rata-rata lama sekolah RLS tercatat selama 11,47 tahun. Sedangkan, untuk komponen pengeluaran per kapita sebesar Rp 19,72 Denpasar memiliki tingkat pengangguran terbuka TPT tertinggi di Provinsi Bali pada Agustus 2021, yakni 7,02 persen. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan Agustus 2020, yakni 7,62 untuk tingkat kemiskinan di Kota Denpasar tercatat sebesar 2,14 persen atau sejumlah 20,48 ribu orang. Angka tersebut meningkat 0,04 persen dibanding tahun 2019 sebesar 2,10 persen atau 19,83 ribu YUDISTIRAProgram imunisasi vaksin Covid-19 di Provinsi Bali juga menjangkau para tenaga kerja kepariwisataan. Pemberian vaksin Covid-19 bagi pekerja pariwisata sejalan dengan penyiapan kawasan terlindungi dari penyakit Covid-19, atau green zone, di tiga lokasi di Bali. Program vaksinasi bagi pekerja pariwisata di Bali melibatkan pihak perhotelan, seperti penyelenggaraan imunisasi vaksin Covid-19 bagi pekerja pariwisata yang berlokasi di Harris Hotel and Residences Sunset Road, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Rabu 17/3/2021.EkonomiPerekonomian Kota Denpasar merupakan yang terbesar di Provinsi Bali. BPS mencatat, produk domestik regional bruto PDRB atas dasar harga berlaku ADHB Kota Denpasar senilai Rp 51,49 triliun pada terbesar perekonomian Kota Denpasar berasal dari sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, yakni Rp 10,56 triliun. Nilainya setara dengan 21,30 persen dari total PDRB Kota Denpasar pada tahun itu, jasa pendidikan juga menjadi kontributor cukup besar dalam perekonomian Kota Denpasar, yakni sebesar 12,74 persen dari PDRB. Sektor konstruksi serta perdagangan besar dan eceran juga memberikan kontribusi cukup tinggi, masing-masing 11,1 persen dan 9,98 persen terhadap PDRB. Sedangkan sektor primer yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan serta industri pengolahan tercatat berkontribusi sebesar 7,06 persen dan 6,57 persen dari PDRB daerah pariwisata masih menjadi penggerak utama perekonomian Denpasar. Kondisi ini menjadikan pariwisata menjadi leading sector bagi perekonomian Kota Denpasar secara wilayahnya yang tepat berada di tengah Pulau Bali membuat Denpasar menjadi salah satu pintu gerbang pariwisata yang tidak akan dilewatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Pulau salah satu destinasi pariwisata internasional, Denpasar sendiri menjadi barometer kemajuan pariwisata di Bali. Ini dapat terlihat dari semakin banyaknya hotel berbintang dan tempat wisata yang tahun 2020, jumlah sarana akomodasi hotel bintang di Kota Denpasar tercatat sebanyak 28 hotel bintang, sedangkan untuk hotel nonbintang sebanyak 156 SETIYAWANMatahari Terbit di Sanur - Wisatawan menikmati pesona matahari terbit di Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Senin 15/8/2016. Kawasan sepanjang Pantai Sanur dikenal sebagai tempat menikmati keindahan matahari terbit di Pulau destinasi wisata yang terkenal adalah Pantai Sanur yang merupakan pantai paling ramai dan Lapangan Puputan yang merupakan paru-paru Kota Denpasar dan tempat pertunjukan juga beberapa tempat wisata lainnya seperti Museum Bali, Lapangan Renon, Pantai Sindu, Taman Budaya, Ekowisata Hutan Mangrove/bakau, Simpang Dewa Ruci atau Simpang Siur, Desa Budaya Kertalangu, Pasar Burung Satria, Pasar Kreneng, Puri Santrian, Pura Agung Jagatnatha, dan Pura industri pengolahan, Kota Denpasar tercatat memiliki usaha mikro, kecil, menengah, dan besar, terbanyak jika dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Provinsi Bali. Total usaha di Bali sebanyak usahaAdapun untuk industri besar dan sedang tercatat sebanyak 123 perusahaan, yang terdiri dari 22 perusahaan industri besar dan 101 perusahaan industri sedang di tahun 2019. Adapun tenaga kerja yang terserap sebanyak orang, yang terdiri dari orang pada industri besar dan orang pada industri umum, laju pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar sepanjang tahun 2011-2019 tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Bali. Rentang laju pertumbuhan ekonominya antara 5,82 persen dan 7,51 di tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar terkontraksi hingga 9,42 persen secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang terkontraksi 9,31 persen. Ketergantungan ekonomi Bali terhadap sektor pariwisata menjadi salah satu penyebab terkoreksinya pertumbuhan ekonomi Bali hingga ke titik keuangan daerah, realisasi pendapatan Kota Denpasar pada 2020 tercatat sebesar Rp 1,96 triliun. Kontribusi terbesar masih berasal dari dana perimbangan sebesar Rp 828,35 miliar. Disusul pendapatan asli daerah PAD senilai Rp 731,26 miliar dan komponen lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 404,43 miliar. LITBANG KOMPASKOMPAS/COKORDA YUDISTIRASektor industri kerajinan adalah satu dari tiga pilar utama ekonomi Bali. Selama pariwisata terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19, pemerintah berupaya menjaga roda ekonomi di Bali tetap bergerak, di antaranya, melalui pelaksanaan pameran aneka produk UKM dan IKM Bali di Taman Budaya Bali, Denpasar. Suasana pameran IKM Bali Bangkit 2021 tahap 2 di area Taman Budaya Bali, Denpasar, Jumat 28/5/2021.Referensi
TheKasih Ibu Group has a reputation for providing effective and outstanding medical care in a modern environment. Over the past 30 years, our group has expanded to four different sites, making it the hospital with the widest reach in Bali. The group's hospitals include: Kasih Ibu Hospital Denpasar. Kasih Ibu Hospital Kedonganan.Daftarmenu Ayam Betutu Ibu Nia, kuliner khas Gilimanuk Bali. Untuk informasi dan pemesanan bisa menghubungi kami lewat WA 0813-3830-4000. Tersedia 3 jenis sambal khas Bali yaitu sambal terasi, sambal matah, dan sambal embe. Menu Tambahan. Jl. Merdeka No.1, Renon, Denpasar HP/WA: 0823 3913 4073 / 0813 3830 4000 Email: betutu[at]ibunia.comUZuuFx.